Main Article Content

Abstract

Era yang semakin berkembang ini, konsumen menuntut sebuah produk pangan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memberikan dampak positif terhadap kesehatan, atau biasa disebut dengan pangan fungsional. Salah satu komponen dalam bahan pangan yang bersifat fungsional bagi tubuh adalah pati resisten. Pati resisten didefinisikan sebagai fraksi pati yang tidak dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh pankreas selama 120 menit setelah dikonsumsi. Terdapat beberapa manfaat pati resisten, seperti merangsang pertumbuhan dan / atau aktivitas satu atau lebih jenis bakteri baik meliputi lactobacilli dan bifidobacteria, menurunkan respon glikemik dan insulemik pada manusia penderita diabetes, memiliki efek perlindungan terhadap kanker kolon karena mikroflora mampu mengubah pati resisten menjadi senyawa asam lemak berantai pendek, serta berpotensi sebagai prebiotik. Pati resisten dapat diperoleh melalui perlakuan fisik, kimiawi atau enzimatik pada bahan pangan yang banyak mengandung pati seperti pisang. Pisang merupakan salah satu komoditi hasil pertanian dengan kandungan karbohidrat yang tinggi dan sebagian besar terdiri atas pati. Pisang tua mengandung 70-80% pati berdasarkan berat kering

Keywords

Banana and Resisten starch

Article Details

How to Cite
Suloi, A. N. F. (2019). POTENSI PATI RESISTEN DARI BERBAGAI JENIS PISANG – A REVIEW (Potential Resisten Starch Prepared by Banana – A Review). Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Agrokompleks, 2(1), 92-96. Retrieved from http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jppa/article/view/6538

References

  1. Aparicio-Saguilán, Alejandro, Emmanuel Flores-Huicochea, et al. “Resistant Starch-Rich Powders Prepared by Autoclaving of Native and Lintnerized Banana Starch: Partial Characterization.” Starch/Staerke, vol. 57, no. 9, 2005, pp. 405–12, doi:10.1002/star.200400386.
  2. Aparicio-Saguilán, Alejandro, Sonia G. Sáyago-Ayerdi, et al. “Slowly Digestible Cookies Prepared from Resistant Starch-Rich Lintnerized Banana Starch.” Journal of Food Composition and Analysis, vol. 20, no. 3–4, 2007, pp. 175–81, doi:10.1016/j.jfca.2006.07.005.
  3. Arshad, N. H., et al. “Resistant Starch Evaluation and in Vitro Fermentation of Lemantak (Native Sago Starch), for Prebiotic Assessment.” International Food Research Journal, vol. 25, no. 3, 2018, pp. 951–57.
  4. Dupuis, John H., et al. “Methodologies for Increasing the Resistant Starch Content of Food Starches : A Review.” Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety, vol. 13, 2014, pp. 1219–34, doi:10.1111/1541-4337.12104.
  5. Langkilde, Champ M, Andersson H. “Effects of High Resistant Starch Banana Flour (RS2) on in Vitro Fermentatuion and the Small-Bowel Excretion of Energy, Nutrients, and Sterol: An Ileostomy Study.” Journal of Clinical Nutrition, vol. 75, 2002, pp. 104–11.
  6. Musita, Nanti. “Pati Resisten Pisang.” Teknologi Indiustri Dan Hasil Pertanian, vol. 14, no. 1, 2009, pp. 68–79, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=48874&val=4015.
  7. Nunez MC, Bello LA, Tecante. “Swelling-Solubility Characteristics, Granule Size Distribution and Behavior of Banana (Musa Parasisiaca) Starch.” Carbohydrat Polimer, vol. 56, 2004, pp. 65–75.
  8. Putra, Reski Praja. Pati Resisten Dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa Paradisiaca Formatypica) Yang Dimodifikasi Melalui Fermentasi Bakteri Asam Laktat Dan Pemanasan Otoklaf. 2010.
  9. Salijata, Singhal, and Kulkarni PR. Starch — A Review. Vol. 5, no. Figure 2, 2006, p. Comprehensive reviews in Food Science and Food Saf.
  10. Winda, Aprianda, et al. Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Pendapatan Kelompok Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. 2016, pp. 1–16.