Main Article Content

Abstract




Stunting merupakan salah satu bentuk kegagalan dalam pengawasan pertumbuhan dan perkembangan anak yang ditandai dengan perawakan tubuh yang pendek (nilai z-score TB/U atau PB/U < -2 SD) yang dapat berdampak pada kerusakan fisik dan kognitif yang parah. Dinkes Kota Makassar tahun 2020 menyatakan prevalensi balita stunting di Puskesmas Tamalate sebesar 8,8%, berada di posisi ke 16 dari 46 puskesmas yang ada di Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada balita di Puskesmas Tamalate Kota Makassar tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan desain studi Case Control. Populasi penelitian adalah semua balita yang berusia 0 - 59 bulan di Puskesmas Tamalate Kota Makassar tahun 2020 yaitu sebanyak 2.989 balita dengan jumlah sampel sebanyak 498 balita. Teknik pengambilan sampel kontrol yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling. Adapun data dianalisis menggunakan SPSS secara univariat dan bivariat dengan melihat nilai p- value dan uji Odds Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR merupakan faktor risiko stunting pada balita (p-value < 0,05). Analisis BBLR menghasilkan nilai OR=2,737 (95%; CI=1,506–4,974). Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap kejadian stunting pada balita dikarenakan p=0,612 (OR=0,908; 95%; CI=0,625–1,318).  Berat badan lahir bayi yang rendah (BBLR) merupakan faktor risiko terjadinya stunting pada balita sehingga perlunya upaya untuk menghindari risiko melalui asupan adekuat bagi ibu selama mengandung dan secara rutin memeriksakan kandungannya, olehnya hal ini juga perlu menjadi perhatian dari Puskesmas.


Keywords

Stunting BBLR Jenis Kelamin

Article Details

Author Biographies

Alfrida Sanda, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

Ridwan Amiruddin, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

Rismayanti Rismayanti, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin
How to Cite
Sanda, A., Amiruddin, R., & Rismayanti, R. (2022). FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS TAMALATE KOTA MAKASSAR TAHUN 2022: Risk Factors of Stunting in Toddlers at the Tamalate Public Health Center, Makassar 2022. Hasanuddin Journal of Public Health, 3(2), 145-154. https://doi.org/10.30597/hjph.v3i2.21275

References

  1. Sakti NW. Siaran Pers Indonesia Sambut Positif Human Capital Index Bank Dunia. Bali: Kementrian Keuangan Republik Indonesia; 2018.
  2. The World Bank. Human Capital Project [Internet]. Washington DC: World Bank Group. 2020.
  3. Apriluana G, Fikawati S. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0- 59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Peneliti dan Pengembangan Kesehatan. 2018;28(4):247–256.
  4. Cesare M Di, Springmann M, Shekar M, Akuoku J, Beecher J, Mel R de, et al. 2021 Global Nutrition Report : The State of Global Nutrition. UK: Development Initiatives; 2021.
  5. Setiawan E, Machmud R, Masrul M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7(2):275–284.
  6. Larasati NN. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 Bulan di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun 2017 [skripsi]. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan; 2017.
  7. de Onis M, Branca F. Childhood Stunting: A Global Perspective. Maternal and Child Nutrition. Blackwell Publishing Ltd; 2016;12:12–26.
  8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. Jakarta: Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2021.
  9. Teja M. Stunting Balita Indonesia dan Penanggulangannya. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. 2019;11(22):13–118.
  10. Rodriguez-Martinez A, Zhou B, Sophiea MK, Bentham J, Paciorek CJ, Iurilli ML, et al. Height and Body-Mass Index Trajectories of School-Aged Children and Adolescents from 1985 to 2019 in 200 Countries and Territories: a Pooled Analysis of 2181 Population-Based Studies with 65 Million Participants. The Lancet. 2020:1511–1524.
  11. Palino IL, Majid R, Ainurafiq. Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmu Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2017;2(6):1–12.
  12. Helmyati S, Atmaka DR, Wisnusanti SU, Wigati M. Stunting : Permasalahan dan Penanganannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2019.
  13. Amiruddin R, Hasmi. Determinan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Trans Info Media; 2014.
  14. Hartiningrum I, Fitriyah N. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-
  15. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 2018;7(2):97–104.
  16. United Nations Children’s Fund, World Health Organization. Low Birthweight : Country, Regional and Global Estimates. New York: United Nations Children’s Fund and World Health Organization; 2004.
  17. Saadong D, Suriani B, Nurjaya N, Subriah S. BBLR, Pemberian ASI Eksklusif, Pendapatan Keluarga, dan Penyakit Infeksi Berhubungan dengan Kejadian Stunting. Jurnal Kesehatan Manarang. 2021;7(Khusus):52–58.
  18. Ramli, Agho KE, Inder KJ, Bowe SJ, Jacobs J, Dibley MJ. Prevalence and Risk Factors for Stunting and Severe Stunting Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediatrics. 2009:1–10.
  19. Savita R, Amelia F. Hubungan Pekerjaan Ibu, Jenis Kelamin, dan Pemberian Asi Eklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita 6-59 Bulan di Bangka Selatan. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang. 2020;8(1):1–8.
  20. Sulistyawati A. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Ilmu Kebidanan. 2018;5(1):21–30.