BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma
<p>BIOMA<strong> : Jurnal Biologi Makassar</strong> is a scientific journal that publishes the results of original research and studies of biological literature. Focus and scope of bioma in the fields of pure biology and applied biology of agricultural complexes, medical complexes and the environment. This journal is published by the Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University, Makassar. Bioma has been reaccredited with decisions letter of number : 204/E/KPT/ 2022 on October 2022 (SINTA 5) for volume 7 issue 1, 2022 to volume 11 issue 2, 2026, by the Ministry of education, culture, research and technology of the Republic of Indonesia. Bioma publishes manuscripts in June and December every year.</p>Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin Universityen-USBIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR2528-7168 PENGARUH PERLAKUAN BIOCHAR DARI SEKAM PADI DAN SEDIMEN BAKAU TERHADAP PENURUNAN LOGAM BERAT BESI (Fe) DAN SULFAT PADA AIR ASAM TAMBANG
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34511
<p>Air asam tambang (AAT) merupakan limbah pencemar lingkungan yang terjadi akibat aktivitas pertambangan. AAT dapat ditanggulangi dengan menggunakan biochar dari sekam padi dan sedimen bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan biochar dari sekam padi dan sedimen bakau pada penurunan logam berat Fe, kadar sulfat, peningkatan pH dan jumlah populasi mikroba. Penurunan kadar logam berat Fe diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom, penurunan kadar sulfat diukur menggunakan Spektrofotometer uv Vis, peningkatan pH diukur menggunakan pH meter, dan total mikroorganisme dihitung dengan metode SPC (<em>Standar plate count</em>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan biochar sekam padi dan sedimen bakau pada AAT yang lebih baik dalam mereduksi logam berat Fe adalah P1 (AAT 1250 mL + sedimen bakau 20% + biochar 15%) yaitu 0,39 ppm dibandingkan P3 (AAT 1250 mL + biochar 15%) hanya mampu mereduksi logam berat Fe sebesar 0,71 ppm. Perlakuan biochar sekam padi dan sedimen bakau pada AAT yang lebih baik dalam mereduksi sulfat adalah P1 (AAT 1250 mL + sedimen bakau 20% + biochar 15%) yaitu 65,8 ppm, dibandingkan P3 (AAT 1250 mL + biochar 15%) yang hanya mampu mereduksi sulfat sebesar 127 ppm. Adapun dalam peningkatan pH, perlakuan biochar sekam padi dan sedimen bakau pada AAT menunjukkan hasil yang paling baik pada P1 (AAT 1250 mL + sedimen bakau 20% + biochar 15%) yaitu 6,6, dibandingkan P3 (AAT 1250 mL + biochar 15%) yang hanya mampu meningkatkan pH AAT sebesar 4,05. Perlakuan biochar sekam padi dan sedimen bakau juga mampu meningkatkan jumlah populasi mikroba paling baik pada perlakuan P1(AAT 1250 mL + sedimen bakau 20% + biochar 15%) yaitu 2,5 x 10<sup>16 </sup>CFU/mL, dibanding P4 (AAT 1250mL) yang hanya mampu meningkatkan jumlah populasi mikroba sebesar 1,0 x 10<sup>4</sup> CFU/mL.</p> <p>Kata Kunci: Air Asam Tambang, Biochar Sekam Padi, Sedimen bakau, Bakteri pereduksi Sulfat.</p>Aurelia Salsabila Aurelia
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01927382SUMBER DAYA TUMBUHAN DAN KONFLIK ANTARA MANUSIA DAN MONYET (MACACA FASCICULARIS) DI GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/32997
<p><em>Macaca fascicularis</em> menimbulkan konflik perebutan sumber daya tumbuhan sehingga dianggap sebagai hama. Penelitian ini mengkaji tumbuhan sebagai sumber konflik antara manusia dan monyet dan jenis-jenis konflik yang terjadi antara manusia dan monyet. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap tumbuhan menggunakan teknik transect walk, sedangkan persepsi masyarakat terhadap konflik digali dengan menggunakan wawancara terstruktur. Penelitian menemukan sebayak 32 spesies yang menjadi sumber konflik antara manusia dan monyet dengan potensi konflik tinggi, sedang, dan rendah. Sementara itu, konflik perebutan sumber daya tumbuhan terjadi karena monyet dianggap merusak pangan, merusak umbi-umbian, menghancurkan pakan ternak, dan merusak lahan. </p>Eka SulistiyowatiCahya Ning LintangRestin Ambangsih
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01921929DISTRIBUSI GEOGRAFIS Anopheles spp DI PALANGKA RAYA
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/32226
<p>Potensi vektor malaria di Palangka Raya perlu diperhatikan mengenai habitat alami <em>Anopheles</em> sp. Malaria masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Kasus malaria pernah terlaporkan di Kota Palangka Raya tepatnya di Kecamatan Bukit Batu. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi geografis nyamuk <em>Anopheles</em> spp. di Kota Palangka Raya. Total <em>Anopheles</em> sp. yang ditemukan di Palangka Raya sebesar 141 dari dua spesies nyamuk <em>An. barbirotris</em>, dan <em>An. Vagus</em>. Spesies <em>Anopheles</em> sp yang ditemukan di Kota Palangka Raya yaitu <em>An. vagus</em> dan <em>An. barbirostris. </em>yang hanya tersebar di Kelurahan Tangkiling dan Tumbang Rungan. Metode <em>animal bait trap</em> paling efektif menangkap nyamuk <em>An. vagus</em> dan <em>An. barbirostris </em>dibandingkan metode lain<em>. </em>Sebaran Anopheles di Kota Palangka Raya hanya cocok di dua lokasi tersebut.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Distribusi, geografis, <em>Anopheles</em></p>Indria AugustinaArini RatnasariMila KarmilaRatna WidayatiGrandiano Escool TariganRyan Ferdinand SitohangArif Jabal
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-132024-06-139293101POTENSI GETAH LIDAH BUAYA Aloe vera L. TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS Rattus novergicus Berkenhout
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/35716
<p>Lidah buaya memiliki efek anti-inflamasi yang berpotensi signifikan, oleh karena itu dapat digunakan dalam mengobati: gingivitis, dan luka bakar tingkat pertama hingga kedua. Tanaman lidah buaya mengandung senyawa yang dapat membantu proses penyembuhan luka bakar seperti tanin dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas getah tanaman Lidah buaya <em>Aloe vera</em> L. sebagai penyembuh luka bakar dengan menggunakan 12 ekor tikus yang diberi luka bakar pada bagian punggung dengan menggunakan plat besi berdiameter 2 cm. Perawatan luka bakar dilakukan setiap hari selama 12 hari dengan 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (K1), kontrol positif (K2), getah lidah buaya 75% (K3), dan getah lidah buaya 100% (K4). Parameter yang diamati yaitu persentase kesembuhan luka bakar pada hari ke- 1, 4, 8, dan 12. Persentase penyembuhan luka terbaik terlihat pada hari ke-12 yaitu getah lidah buaya 100% (K4) dengan hasil 95.99%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian getah lidah buaya 100% lebih baik dalam penyembuhan luka bakar dibandingkan kelompok perlakuan lainnya.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Getah lidah buaya, Luka bakar, Penyembuhan luka bakar</p>Andi Evi ErvianiResky Aulia Elis Tambaru
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-07-082024-07-0892123133PERBEDAAN JUMLAH TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS BERDASARKAN WAKTU PENYIMPANAN FESES MENGGUNAKAN METODE KATO KATZ
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/35145
<p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Sanitasi yang buruk karena buang air besar (sembarangan menyebabkan tanah terkontaminasi telur cacing. Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan serta sering bermain di tanah tanpa menggunakan alas kaki menyebabkan terjadinya infeksi cacing pada anak-anak. Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa infeksi cacing dan sedangkan metode kato katz untuk mengukur perbedaan waktu penyimpanan feses. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Perbedaan jumlah telur cacing <em>Soil Transmitted Helminthhs</em> berdasarkan waktu penyimpanan feses menggunakan metode kato katz dengan menggunakan metode <em>Cross Sectional Study</em>. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari - Agustus 2022 di laboratorium Universitas Perintis Indonesia. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 15 orang Murid SDN 06 Pasir Jambak kelas 5, dan sampel sebanyak 15 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan feses didapatkan 5 orang murid terinfeksi cacing <em>Soil Transmitted Helminths</em>. Pemeriksaan feses menggunakan metode kato-katz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang terinfeksi cacing <em>Soil Transmitted Helminths </em>terjadi Perbedaan Jumlah telur cacing dari hari 1,2,3 dan 4. Hasil jumlah telur cacing yang ditemuan pada Murid SDN 06 Pasir Jambak adalah sebanyak 198 jumlah telur cacing sebesar 53% pada hari pertama, dan 10 jumlah telur cacing semakin sedikit 2 % pada hari keempat. Hasil Analisa Statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan p-value 0,009 (p<0,05). Kesimpulan Adanya Perbedaan Jumlah Telur Cacing <em>Soil Transmitted Helminth</em> pada hari 1,2,3 dan 4.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Feses, Kato katz, <em>Soil Transmitted Helminths</em></p>Rita Permatasari Yusdarfadri
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-062024-06-0692KONDISI EKOSISTEM MANGROVE DI DESA LEMOAMBO KECAMATAN KUSAMBI KABUPATEN MUNA BARAT
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34971
<p>Desa Lemoambo adalah salah satu desa yang memiliki daerah mangrove di kawasan pesisir di Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat yang memiliki potensi besar dengan beragam sumber daya lautnya. Untuk dapat mempertahankan keberadaan dan kualitas hutan mangrove di wilayah Pesisir, khususnya di wilayah pesisir Desa Lemoambo, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna maka diperlukan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah mengetahui Kondisi Ekosistem Mangrove di Desa Lemoambo Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggra. Pada penelitian ini data kerapatan mangrove dilakukan dengan melakukan sampling pada tiap stasiun yang telah ditentukan dengan menggunakan metode transek garis dan petak contoh (Transect Line Plot).Selanjutnya, pengambilan data menggunakan plot pengamatan berukuran 10x10 m2 untuk data vegetasi mangrove yang masuk kategori pohon yaitu memiliki diameter batang pohon >4 cm atau keliling lingkar batang >16 cm dan tinggi >1 m. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan tingkat kerapatan ekosistem mangrove di kawasan pesisir Desa Lemoambo Wundulako berada pada kondisi rendah menuju padat, dimana dari total 4 titik pengamatan 3 diantaranya dengan kondisi padat, sisanya berada pada kondisi rendah. Kondisi kerapatan mangrove tertinggi ditemukan pada stasiun I yaitu 1.800 ind/ha dan kondisi kerapatan mangrove terendah ditemukan pada stasiun IV berjumlah 700 ind/ha. Jenis Rhizopora mucronate ditemukan mendominasi pada setiap stasiun.</p>ramad arya fitra
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01925766UJI SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA TERHADAP TES CEPAT MOLEKULER (TCM) PADA SUSPEK TUBERKULOSIS PARU DI RSUD BANGKINANG
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34799
<p>Tuberculosis merupakan penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh infeksi <em>Mycobacterium tuberculosis</em>. Pemeriksaan mikroskopis BTA merupakan pemeriksaan untuk menemukan adanya basil tahan asam dalam sputum dan pemeriksaan TCM dapat mendeteksi adanya kuman <em>Mycobacterium tuberculosis</em> dengan pemeriksaan molekuler dan juga mendeteksi resistensi <em>M. tuberculosis</em> terhadap rifampisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas hasil pemeriksaan mikroskopis sputum BTA terhadap tes cepat molekuler (TCM) pada suspek TB Paru. Metode penelitian ini adalah survey deskriptif analitik dengan rancangan penelitian <em>cross sectional, </em>dilaksanakan di RSUD Bangkinang, penelitian dilakukan selama 6 bulan pada tahun 2023. Sampel yg digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang merupakan suspek TB Paru di RSUD Bangkinang. Dari hasil penelitian terhadap 100 sampel, didapatkan hasil positif pada pemeriksaan TCM sebanyak 15, hasil negatif pada pemeriksaan TCM sebanyak 85. Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopis BTA diperoleh hasil positif sebanyak 88 dan hasil negatif pada pemeriksaan mikroskopis BTA sebanyak 12. Dari uji diagnostik didapat kan nilai sensitivitas 80% dan nilai spesifisitas 100% pada pemeriksaan mikroskopis BTA terhadap TCM.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Mycobacterium tuberculosis, Tuberkulosis, Sensitivitas, Spesifisitas, Mikroskopis, Tes Cepat Molekuler</p>Sri IndrayatiAlmurdiNova MustikaYeyep NatrioHasnidahlena
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01923038KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN JAGUNG (Zea mays) DI DESA SUKAWANA, KOTA SERANG
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34525
<p>The diversity of insects in every agricultural ecosystem is influenced by the variety of plant species within it. Corn (<em>Zea mays</em>) is utilized for various purposes such as direct consumption, raw material in the food industry, animal feed, and also as an energy source. This research aims to identify insect species on corn plants in Sukawana village, Serang City. Sampling was conducted over two weeks using an insect net with the sweeping method. A total of 185 insect individuals were found, comprising 6 orders, 10 families, and 11 species. Leptocorisa acuta was the most abundant species with a dominance index value reaching 0.02. The Shannon-Wiener diversity index (H') indicated a moderate level of diversity, with a value of H' = 2.201. From the analysis of insect composition and roles, 16% were identified as pollinators, 49% as pests, and 35% as predators. There were a total of 7 potential pest insect species, 2 species of pollinating insects, and 4 species of predator insects.</p>Hafaz Arif ArifAlfito Badarudin SofyanMuhammad TasrifinAep Dwi SaputraRiski Andrian Jasmi
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-0192KOMPATIBILITAS Trichoderma harzianum TERHADAP BERBAGAI BAHAN AKTIF HERBISIDA
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/33142
<p><em>Trichoderma</em> merupakan agens hayati yang paling banyak digunakan saat ini untuk menekan berbagai penyakit tumbuhan. Penggunaan agens hayati merupakan merupakan salah satu metode pendekatan yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit tular tanah. Namun penggunaan herbisida yang tinggi menyebabkan penurunan efektfitas penggunaan agens hayati serta berdampak pada kelestarian lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan formulasi bahan aktif herbisida yang kompatibel terhadap <em>Trichoderma</em> <em>harzianum</em>. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Samudra Langsa mulai bulan Juli sampai dengan September 2023. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) nonfaktorial dengan tiga ulangan dan 9 perlakuan yaitu kontrol (H0), paraquat diklorida (H1), isopropil amina glifosat (H2), oksiflourfen (H3) amteryn (H4), 2,4-D dimetil amina (H5), fluroksipir (H6), amonium glufosinat (H7) dan triclopyr butoxy ethyl ester (H8). Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida berbahan aktif fluroksipir memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan koloni <em>T. harzianum </em>dengan diameter pertumbuhan koloni sebesar 5,30 cm pada 4 hari setelah inokulasi dan bahan aktif 2,4-D dimetil amina menekan pertumbuhan koloni <em>T. harzianum</em> secara langsung dengan persentasi penurunan pertumbuhan sampai dengan 20,16%. Sementara itu, herbisida dengan bahan aktif oksifluorfen, ametryn dan amonium glufosinat masih bersifat toleransi terhadap pertumbuhan koloni <em>T. harzianum.</em></p>Fahmy FadlyRizka Musfirah
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01925056KEANEKARAGAMAN MOLUSKA (GASTROPODA) DI KAWASAN PULAU TEULAGA TUJUH KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/32362
<p>Gastropoda umumnya dikenal sebagai siput atau bekicot dalam masyarakat luas. sebagian Gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut yang dipilin (spiral). Namun ada beberapa siput tidak memiliki cangkang. Gastropoda memiliki cangkang berbentuk tabung berbentuk spiral yang melingkar-lingkar. Penelitian dilakukan untuk Mengidentifikasi spesies dan mengukur Keanekaragaman Jenis Siput Di Kawasan Pulau Teulaga Tujuh Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah keaneragaman hewan gastropoda dan sampel dalam penelitian ini individu kelas gastropoda yang ditemukan di bibir pantai Pulau teulaga tujuh yang kemudian dihitung keanekaramannya dan di identifikasi. Keanekaragaman siput di kawasan bibir pantai Pulau Teulaga Tujuh Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa diperoleh indeks keanekaragaman H’ 2,644438 tergolong kategori sedang, sedangkan untuk tingkat kemerataan/keseragaman diperoleh nilai indeks kemerataan E 0,97651 yang mana nilai tersebut tergolong dalam kategori merata.</p>Dita Alviana RamadhanFitria Ulfa HasibuanTasya AmaliaDevi DamayantiNurul Anisa
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01923949PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL BUNGA PULUTAN ( Urena lobata L) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/35644
<p>Bunga pulutan (<em>Urena lobata </em>L.) memiliki kandungan metabolit sekunder yang efektif sebagai antioksidan sehingga mampu menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid total ekstrak etanol bunga pulutan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol bunga pulutan dilakukan dengan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum 421,5 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga pulutan mengandung senyawa flavonoid dengan kadar flavonoid total ekstrak etanol bunga pulutan yaitu sebesar 20,84%.</p>Athiah MasykurohUmmu Khalifatul Ummah
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-07-032024-07-0392114122PEWARNAAN ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN KULIT BATANG BAKAU (Rhizophora apiculata Blume.) PADA UJI MIKROSKOPIS Candida albicans PENYEBAB KANDIDIASIS ORAL
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34999
<p>Kulit kayu bakau (<em>Rhizophora apiculata</em>) dapat dimanfaatkan untuk pewarnaan alternatif. Tumbuhan bakau kaya akan kandungan tannin. Senyawa tannin dapat digunakan sebagai zat zat warna. Warna yang di kandung oleh kulit kayu bakau memungkinkan sebagai alternatif pada pewarnaan uji mikroskopik jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kulit kayu bakau dapat dimanfaatkan sebagai pewarnaan alternatif pada uji mikroskopis <em>Candida albicans. </em>Jenis penelitian ini eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap menggunakan 5 perlakuan (1:6, 1:7, 1:8, 1:9, 1:10) dan 5 ulangan. Hasil pengulangan dan konsentrasi berbeda diuji menggunakan uji <em>Kruskal wallis</em> dan dilanjutkan dengan uji man whitney. Hasil uji <em>Kruskal wallis</em> didapatkan nilai p value < 0,05 artinya kulit batang bakau dapat dijadikan pewarnaan alternatif uji mikroskopis <em>Candida albicans</em>. Hasil uji lanjut <em>Man Whitney</em> didapatkan konsentrasi 1:6 memberikan kualitas pewarnaan paling baik yang sama dengan KOH 10%. Dapat disimpulkan bahwa kulit batang bakau (<em>Rhizophora apiculata</em>) dengan konsentrasi 1:6 dapat digunakan sebagai pewarnaan alternatif untuk <em>Candida albicans.</em></p> <p><strong>Kata kunci</strong>: <em>Kulit batang Rhizophora apiculata</em>, Pewarnaan Alternatif, <em>Candida albicans</em></p>Anggun Sophia SophiaSuraini
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01926772PENGARUH PEMBERIAN BIOWASH DARI KULIT BUAH TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, BERAT BASAH DAN BERAT KERING Azolla pinnata
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34936
<p>Tanaman Azolla merupakan salah satu jenis paku pakuan yang mengandung protein tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pakan ternak. Hasil biomassa yang baik dapat dicapai apabila ketersediaan unsur hara sesuai untuk pertumbuhan Azolla pinnata. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan penambahan Biowash sebagai pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dan perlakuan konsentrasi terbaik Biowash dari kulit buah terhadap kandungan protein, berat basah dan berat kering Azolla pinnata. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen RAL dengan 4 perlakuan B0 (0ml/4L) ,B1(100ml/4L) ,B2(140ml/4L) dan B3(180ml/4L) dan 4 kali ulangan. Analisis data menggunakan one way anova dengan taraf beda nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Biowash berpengaruh terhadap kandungan protein,berat basah dan berat kering Azolla pinnata (Fhitung>Ftabel),masing masing perlakuan B0,B1,B2 dan B3 berpengaruh beda nyata terhadap kandungan protein (Sig < 0,05) dengan nilai tertinggi B3 (2,1803%),berat basah didapatkan hanya perlakuan B0 dan B1 yang berbeda nyata dengan B3 (Sig < 0,05) dengan nilai tertinggi B3 (82,5 gr),sedangkan untuk berat kering hanya perlakuan B0 yang berbeda nyata dengan B1,B2, dan B3 (Sig < 0,05) dengan nilai tertinggi B3 (1,470 gr). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian Biowash dari kulit buah berpengaruh terhadap kandungan protein,berat basah dan berat kering Azolla pinnata dengan pemberian konsentrasi terbaik adalah 180ml/4L.</p>Selfi Aprillia Ningrum ningrum
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-132024-06-1392102115PROFIL GARIS PALMAR DAN SUDUT AXIAL TRIRADIUS DIGITAL PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KOTA BENGKULU
http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bioma/article/view/34558
<p>Each individual is unique, one of which is the palmar line pattern on the surface of the palm skin. Children with special needs from the Down syndrome tend to have a Simian pattern. The purpose of this study was to analyze the palmar line and the angle of Axial Triradius Digital (ATD) on the palms of special needs students from the deaf, deafblind, and physically disabled groups at Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bengkulu City. This research was conducted in September-October 2021 using interview and direct data collection methods on students who met the inclusion requirements. The results indicated that three distinct palmar patterns were observed in the three groups of students. The most prevalent pattern was the normal pattern, which was observed in 84.8% of deaf students, 70.4% of retarded students, and 83.3% of disabled students. The ATD of 350-500 was the most prevalent angle for entire groups of students: 87% of the deaf students, 84.3% of the deafblind students, and 100% of the physically disabled students. Furthermore, the Chi-Square test demonstrated that there was no relationship between palmar line patterns, ATD angles, and the group of special needs students.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Axial Triradius Digital (ATD) angles, Palmar, Student with special needs</p>Santi Nurul KamilahWidya C. ManurungDian Fita LestariHery HaryantoSipriyadi SipriyadiChoirul Muslim
Copyright (c) 2024 BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR
2024-06-012024-06-01921018