Penilaian Kesehatan Udang Melalui Kaki Renang
Abstract
Berbagai jenis patogen sering menyerang udang di tambak, baik skala tradisional maupun intensif.Adanya patogen penyebab penyakit dapat berasal dari lingkungan budidaya, bawaan dari benihudang, dan masukan lainnya (introduksi). Oleh karena itu melakukan pencegahan danpendeteksian sejak dini mutlak sangat dibutuhkan, agar dapat mengambil tindakan yang tepat.Untuk memudahkan pengamatan kondisi kesehatan udang dapat melalui pengamatan organ kakirenang. Kejadian nekrosis pada kaki renang udang jika dibiarkan dan terus berlanjut akan menjalarsampai ke karapaks abdomen udang, sehingga udang akan kelihatan memerah. Pada beberapakasus akan kehilangan kaki renang dan uropod, dan tentunya akan menurunkan nilai jual dariudang tersebut. Pada tambak intensif yang mengaplikasikan PAC kejadian nekrosis pada kakirenang mulai ditemukan pada pekan ke tujuh pemeliharaan. Pada kegiatan ini terdapat hubunganyang signifikan antara terjadinya kasus nekrosis kaki renang udang dengan peningkatan nilai nitritdalam air. Jika nilai nitrit naik sebanyak 1 mg/L akan menyebabkan munculnya nekrosis hingga5,2% dari populasi udang vanname dalam suatu petakan tambak .Kata kunci: udang, nekrosis, kualitas air.Downloads
References
Kamiso, 2004. Status Penyakit Ikan dan Pengendaliannya di Indonesia Seminar Nasional
Penyakit
Kimmarl Suresh, Srinu Rathlavath, Devika Pillal, and Gadasu Rajesh. 2018.
Hepatopancreatic Microsporidiasis (HPM) in Shrimp Culture : A Review.
Internasional Journal of Current Microbiology and Applied Sciences. Volume 7
Number 01 : 3208-3215
Lightner, D.V. 1996. A handbook of shrimp pathology and diagnostic procedures for
disease culture penaid shrimp.Baton Rouge, L.A; World Aquaculture Society.
Lina et al. 2001. Kajian Bakteri Penyebab Vibriosis Pada Udang Secara Biomolekuler,
Universitas Diponegoro.
Newman, S.G. 2015. Microsporidian Impacts shrimp production-industry efforts address
control, not eradication. Glob Aqua Advocate. 16-17 (March/April)
Rahmawati Ema. 2016. Ketahanan udang vanname (Litopenaeus vanname, Boone 1931)
yang diberi probiotik Bacillus sp D2.2 terhadap infeksi Vibrio alginolyticus.
Skripsi. Program Studi Budiaya Perairan, Fakultas Pertanian Univeristas Lampung.
Setyawan A, Harpeni E, Ali M, Mariska D.C dan Aji MB. 2014. Potensi agen bakteri
biokontrol indigenous tambak tradisional udang windu (Penaeus monodon) di
Lampung timur strain D.2.2, terhadap bakteri patogen pada udang dan ikan.
Sukenda, Sihombing AJ, Novianti F, dan Widanarni. (2005). Penapisan bakeri
probiotik dan peranannya tehadap infkesi buatan Vibrio harvey pada udang
vanname (L. Vanname). Jurnal Akuakulture Indonesia. 4(2):181-187.
Sumadikarta Adna, Srie Rahayu, Rahman. 2016. Korelasi antara panjang dan berat udang
vanname (Litopenaeus vanname) yang dipelihata secara intensif dengan kepadatan
berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Sukenda, Sihombing AJ, Novianti F, dan Widanarni. 2005. Penapisan bakeri probiotik
dan peranannya tehadap infkesi buatan Vibrio harvey pada udang vanname (L.
Vanname). Jurnal Akuakulture Indonesia. 4(2):181-187.
Tran L, Nunan L, Redman RM, Mohney LL, Pantoja CR, Fitzsimmons K, Lightner DV.
Determination of the infectious nature of the agent of acute hepatopancreatic
necrosis syndrome affecting penaeid shrimp. Dis Aqua Org. 105(45), e55.
Vercshuere L, G Rombaut, P Sorgeloos, and Vestraete W. 200. Probiotic bacterial as
biological control agents in Aquaculture, Microbial Mol.Biol. 64(4):655-657.
Widanarni, Noermala JI, dan Sukenda. 2014. Prebitok, probiotik, dan sinbiotik untuk
mengendalikan koinfeksi Vibrio harveyi dan IMNV pada udang vaname. Jurnal
Akuakultur Indonesia. 13(1):11-20.