Jurnal Mahasiswa Antropologi http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma <p>JURNAL MAHASISWA ANTROPOLOGI adalah jurnal peer-reviewed dengan akses terbuka. Kami menerbitkan artikel dengan cepat dengan versi online, pada versi cetak diterbitkan dua kali setahun pada kategori topik yang telah ditentukan.<br /><br />Kami mengundang seluruh mahasiswa antropologi di Indonesia untuk kontribusi secara ilmiah tentang wacana-wacana kebudayaan di Indonesia dengan pendekatan Antropologi. Termasuk dalam kriteria hasil penelitian etnografi pada kelompok etnis tertentu, hasil penelitian lapangan dan terapan di bidang antropologi, teori/metodologi dalam antropologi.</p> en-US [email protected] (Departemen Antropologi) [email protected] (Nurizal Muhair) Wed, 26 Jun 2024 02:30:09 +0000 OJS 3.2.1.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Strategi Adaptasi Masyarakat Bantimurung Dalam Pengelolaan Objek Wisata di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/35217 <p>Penelitian ini mendeskripsikan strategi adaptasi yang digunakan oleh masyarakat Bantimurung dalam pengembangan objek wisata di Kecamatan Bantimurung, Maros. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur. Masyarakat memanfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan objek wisata mereka secara lebih efektif. Strategi-strategi ini telah membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat kerja sama masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian untuk mendeskripsikan masyarakat lokal dapat berperan aktif dalam pengembangan objek wisata dan sekaligus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pada strategi adaptasi yang telah diadopsi oleh masyarakat Bantimurung dalam pengelolaan objek wisata di daerah ini. Dalam upaya menghadapi berbagai perubahan, termasuk peningkatan kunjungan wisatawan dan tekanan lingkungan, masyarakat Bantimurung telah mengembangkan serangkaian strategi yang beragam. Untuk mengidentifikasi strategi-strategi ini, seperti diversifikasi sumber penghasilan, partisipasi aktif dalam pembuatan keputusan, serta upaya pelestarian budaya dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi ini telah memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan objek wisata Bantimurung, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat ikatan komunitas.. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pembuat kebijakan dan pihak-pihak terkait dapat mendukung upaya adaptasi serupa di destinasi wisata lainnya demi memastikan keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang. Implikasinya adalah bahwa pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya dapat mendukung upaya adaptasi serupa di destinasi wisata lainnya.</p> Atthoriq Chairul Hakim, Agus Pratama Saputra, Tazkiyah Rahmah, Aoyama Nadaul Haq, Bahrudin M. Djen, Dea Ramadani, Neopeau Beanal, Yonsen Sitanggang Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Antropologi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/35217 Wed, 26 Jun 2024 00:00:00 +0000 Produksi Ruang Ekonomi: Strategi Penyedia Jasa untuk Meningkatkan Pendapatan dengan Modal Kekerabatan di Kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/35207 <p>Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penyedia jasa dalam menentukan perekonomian mereka dengan memanfaatkan ruang Taman Wisata Alam Bantimurung yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana metode ini digunakan untuk menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti dan tekanan situasi yang membentuk penyelidikan. Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposive, yaitu menentukan informan dengan sudah diketahui identitasnya yang sesuai dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung terdapat empat jenis penyedia jasa, yaitu jasa fotografer, jasa angkut barang, jasa parkir, dan jasa pemandu wisata yang diantaranya ada pemandu gua batu, pemandu gua mimpi, pemandu perahu kano, dan pemandu wisatawan asing. Dari beberapa penyedia jasa tersebut, penyedia jasa yang ada di Taman Wisata Alam Bantimurung memiliki beberapa persyaratan dalam penyedia jasa, yaitu diberikannya pelatihan dan adanya hubungan kekerabatan antara sesama penyedia jasa. Selain itu, terdapat pula beberapa motif penghasilan, yaitu hasil sebagai milik individu dan adanya sistem bagi hasil dalam penyedia jasa. Para penyedia jasa di Taman Wisata Alam Bantimurung memanfaatkan secara efektif lokasi dan sumber daya alam untuk mengembangkan model ekonomi lokal yang unik dan fleksibel. Mereka seperti pemandu wisata, fotografer, dan penyedia jasa perahu kano tidak hanya mengandalkan keterampilan lokal untuk menarik pengunjung dan menciptakan pengalaman berharga, tetapi juga menggunakan kolaborasi antar penyedia jasa, inovasi teknologi, dan hubungan yang kuat dengan komunitas lokal untuk meningkatkan layanan mereka. Aktif dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan, mereka menjaga standar pelayanan tinggi dan berupaya untuk menjaga keberlanjutan usaha mereka dalam jangka panjang.</p> Alya Rohali, Muhammad Andiansyah Kamu, Muhammad Hafif, Muhammad Pajril, Ramadhan Maulana, Wikhrajul Fathir M, Hizbul Hadi Nawawi, Ananda Dwi Pratiwi Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Antropologi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/35207 Thu, 27 Jun 2024 00:00:00 +0000 Dampak Pariwisata Taman Nasional Bantimurung Terhadap Masyarakat Lokal (Studi Kasus: Pedagang Suvenir) http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/34096 <p>Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional Bantimurung dalam mendapatkan lapak untuk menjual suvenir mereka. Dalam artikel ini juga dijelaskan bagaimana menjadi pedagang suvenir yang dapat menghidupi keluarga mereka. Berbagai aktivitas ekonomi yang diciptakan oleh masyarakat untuk mencari penghidupan dari giat-giat pariwisata Taman Nasional Bantimurung. Kehadiran Taman Nasional Bantimurung sebagai objek Wisata di Desa Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi lokal masyarakat setempat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan melihat aktivitas yang dilakukan oleh pedagang suvenir yang ada di kawasan Taman Nasional Bantimurung dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Peneliti memilih pendekatan studi kasus karena ingin melihat dalam suatu aktivitas pedagang suvenir yang ada pada Taman Nasional Bantimurung terhadap penghidupan masyarakat lokal yang dibarengi dengan akses yang didapat untuk menjajakan suvenir mereka. dengan adanya objek wisata Taman Nasional Bantimurung sangat berpengaruh terhadap kemajuan roda perekonomian masyarakat lokal Desa Kalibbirang. Dalam artikel ini dijelaskan terkait gambaran umum aktivitas perekonomian masyarakat lokal di Taman Nasional Bantimurung, bagaimana pengaruh objek wisata Taman Nasional Bantimurung terhadap para pedagang suvenir dan strategi seperti apa yang dilakukan oleh para pedagang suvenir serta tantangan yang dihadapi oleh para pedagang suvenir di kawasan Taman Nasional Bantimurung.</p> Khairunisa Khairunisa, Clara Wena Giay, M. Irwan Eka Kumalajaya, Muh Cikal Nur Fadli, Rangga Zamahendra, Rizky Nur Amalia, Nurhamdani Nurhamdani, Ainun Zyahima Munir Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Antropologi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/34096 Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000 Keterlibatan Masyarakat Lokal Menjadikan Kupu-Kupu Sebagai Sumber Penghidupan (Studi di Desa Bantimurung, Kabupaten Maros) http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/34120 <p>Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan memiliki kekayaan sumber daya kupu-kupu yang begitu beragam. Banyak jenis kupu-kupu endemik yang hanya bisa ditemukan di kawasan ini. Hal tersebut membuat wilayah Bantimurung menjadi spesial di mata Alfred Russel Wallace, seorang penjelajah dari Inggris hingga akhirnya memberikan julukan “<em>The Kingdom of Butterfly”.</em> Akan tetapi seiring berjalannya waktu, beberapa jenis kupu-kupu di Bantimurung mengalami penurunan populasi dan hampir punah. Fenomena naik turunnya jumlah populasi kupu-kupu di TN Babul ini tidak terlepas dari berbagai faktor. Salah satu faktor penyebab fenomena ini adalah perdagangan kupu-kupu. Pada saat ini aktivitas perdagangan kupu-kupu dalam masyarakat lokal TN Babul sudah mencapai generasi ketiga. Berkembangnya aktivitas penangkapan kupu-kupu dari generasi ke generasi menimbulkan eksploitasi berlebihan terhadap kupu-kupu yang ada di alam bebas TN Babul. Kupu-kupu sebagai sumber penghidupan masyarakat dapat terlihat dari kegiatan ekonomi yang terjadi di wilayah Bantimurung. Mulai dari penangkapan, penangkaran, hingga penjualan kupu-kupu. Penelitian memiliki fokus untuk mendeskripsikan bagaimana penangkapan kupu-kupu dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat lokal. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara masyarakat lokal dengan kupu-kupu sebagai mata pencaharian.</p> Shafa Aulia Nursani, Sukma Abimayu Pangestu, Henry Ma’dika Ponglabba, Nurul Miftahul Jannah Saragih, Yunus Yohanes, Aldo Aldo, Muhammad Syarif Hidayatullah, Fikri Ardiansyah Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Antropologi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/34120 Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000 Cerita Rakyat di Balik Keindahan Taman Nasional Bantimurung: Sebuah Kajian Folklor http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/34069 <p>Penelitian ini merupakan kajian mengenai Folklor yang beredar di masyarakat Bantimurung dalam latar belakang keindahan wisata Bantimurung, Maros. Penelitian ini fokus pada 4 cerita rakyat yang menjadi bagian integral dan identitas Masyarakat Bantimurung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk mengumpulkan data dari narasumber yang merupakan pemegang pengetahuan tradisional. Wawancara mendalam <em>(in-depth interview), </em>observasi, serta studi literatur pendukung adalah tiga teknik pengumpulan data yang dikombinasikan dalam penelitian ini, guna mengidentifikasi unsur-unsur naratif, tokoh, dan latar cerita, sedangkan analisis makna melibatkan interpretasi simbolik dan pesan terkandung Folklor<em>.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur cerita rakyat Bantimurung memiliki pola naratif yang khas, dengan toko-toko mitologis yang mencerminkan nilai-nilai etika dan moral Masyarakat. Analisis makna mengungkapkan bahwa setiap elemen dalam Folklor memiliki signifikansi mendalam yang terkait dengan kepercayaan, nilai-nilai, dan norma sosial Masyarakat. Penelitian ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang kekayaan budaya Masyarakat Bantimurung melalui interpretasi Folklor mereka. Temuan ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih tentang identitas budaya suku ini dan dapat digunakan sebagai dasar untuk pelestarian dan revitalisasi warisan budaya dalam konteks global yang terus berubah. Dalam metode pola asuh dan pengetahuan kolektif, guna menjaga folklor di Bantimurung.</p> Andi Yunisa, I Gede Angga Sastra Pratama, Muh. Reynaldi Ismail, Nurdinda Nurdinda, Aberai Stefanus Rumpaidus, Asrar Asrar, Sahwi Agil, Taufiiqurrahman Yunus, Siti Alfiyah Fadhilah Copyright (c) 2024 Jurnal Mahasiswa Antropologi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/jma/article/view/34069 Sat, 29 Jun 2024 00:00:00 +0000