Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bnmt <p>Judul Terbitan : <strong>Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak</strong><br />Frekuensi Terbit : <strong>2 issue per tahun (April dan Oktober)</strong><br />Media Terbitan : <strong>Cetak dan Online</strong><br />Jenis Terbitan : <strong>Ilmiah</strong></p> <p><strong>Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak</strong> merupakan jurnal ilmiah yang terbitkan oleh Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Jurnal ini menerbitkan artikel hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat dibidang Nutrisi dan Makanan Ternak.</p> <p>Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak pertama kali terbit versi cetak pada <strong>April 1991</strong>. Selanjutnya diterima pengajuan print ISSN pada pada <strong>volume 09 Mei 2000</strong> dengan nomor SK ISSN adalah 34.152/IV.3.05/ISSN/2000.</p> <p>Jurnal ini telah memiliki p-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180430250" target="_blank" rel="noopener">1411-4577</a> dan E-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20230114281750149" target="_blank" rel="noopener">2985-7694</a></p> Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin en-US Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak 1411-4577 Analisis Lahan Kritis dalam Mendukung Ketersediaan Hijauan Pakan: Review http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bnmt/article/view/32124 <p>Lahan kritis didefiniskan sebagai suatu kondisi lahan yang terjadi karena kemampuan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya, yang mengakibatkan kerusakan fisik, kimia, dan biologi. Lahan yang tergolong kritis secara kimia termasuk juga tanah dengan tingkat kesuburan yang sangat rendah, akibat sangat rendahnya penyediaan unsur hara dari cadangan mineral tanah ataupun sebagai akibat pencucian unsur hara yang terjadi secara berlebihan. Lahan yang termasuk kritis secara sosial ekonomi adalah lahan-lahan terlantar yang mengakibatkan adanya salah satu atau kombinasi dari beberapa faktor sosial ekonomi sebagai kendala dalam usaha-usaha pendayagunaan lahan tersebut. Lahan kritis secara hidro-orologis merupakan lahan yang keadaannya sedemikian rupa dimana tanahnya tidak mampu lagi mempertahankan fungsinya sebagai pengatur tata air. Kondisi lahan kritis tentunya tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk menanami tanaman pakan karena telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat memaksimalkan pertumbuhan dari tanaman pakan. Upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi adanya lahan kritis yang perlu dilakukan yaitu rehabilitasi lahan. Usaha merehabilitasi lahan harus secara aktif melibatkan semua elemen atau komponen. Keikutsertaan semua komponen dalam usaha merehabilitasi lahan kritis tidak hanya dimulai dari awal pelaksanaannya saja, seperti penanaman dengan tanaman yang dapat menjaga kelestarian lahan seperti tanaman pakan ternak, maupun rehabilitasi secara mekanik tetapi juga harus sampai dalam menjaga konservasi tersebut agar lahan tetap terjaga dengan lestari. Kondisi lahan kritis harus segera dilakukan upaya-upaya untuk menekan semakin meluasnya lahan kritis baik kritis secara fisik maupun secara kimia dengan jalan merehabilitasi maupun pencegahan-pencegahan perlakuan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya.</p> Nirmala Munir Rinduwati Copyright (c) 2023 Nirmala Munir, Rinduwati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-10-30 2023-10-30 17 2 93 103 Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Serai (Cymbopogon citratus) dalam Air Minum Terhadap Persentase Bobot Usus Halus Ayam Buras http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bnmt/article/view/32054 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak tanaman serai (<em>Cymbopogon citratus</em>) dan daun kelor (<em>Moringa oleifera</em>) dalam air minum terhadap persentase bobot usus halus (duodenum,jejenum dan ileum) ayam buras. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari : kontrol (P0); ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 25% (P1); ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 30% (P2); ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 35% (P3) dan ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 40% (P4). Parameter yang diamati pada penelitian ini persentase bobot usus halus (duodenum, jejenum dan ileum). Hasil penelitin menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi ekstrak daun kelor (<em>Moringa oleifera</em>) dengan konsentrasi 40% dan tanaman serai (<em>Cymbopogon citratus</em>) dengan konsentrasi 25% hingga 40% dalam air minum tidak mempengaruhi persentase bobot duodenum, jejenum dan ileum ayam buras.</p> Jalaluddin J Nancy Lahay A. Mujnisa Copyright (c) 2023 Jalaluddin J, Nancy Lahay, A. Mujnisa https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-10-28 2023-10-28 17 2 74 80 Karakteristik Perkecambahan Benih Lamtoro (Leucaena leucocephala) Menggunakan Berbagai Jenis Zat Pengatur Tumbuh http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bnmt/article/view/32056 <p>Benih lamtoro memiliki kulit biji tebal dan keras yang mengakibatkan lambat berkecambah karena air sulit masuk dalam benih. Sifat ini termasuk dormansi benih. Cara mengatasi hal demikian yaitu diberi perlakuan pada benih untuk mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai zat pengatur tumbuh yaitu taoge, bawang merah dan tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak taoge, ekstrak tomat dan ekstrak bawang merah sebagai ZPT alami pada perkecambahan benih lamtoro. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu perendaman benih lamtoro menggunakan air, ekstrak taoge, ekstrak bawang merah dan ekstrak tomat selama 12 jam dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk melihat perbedaan terhadap variabel yang diamati. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman benih lamtoro menggunakan ZPT berupa ekstrak taoge, ekstrak bawang merah dan ekstrak tomat meningkatkan daya kecambah, panjang hipokotil dan panjang radikula. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan perendaman benih menggunakan zat pengatur tumbuh berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap daya kecambah, panjang hipokotil dan panjang radikula kecambah benih lamtoro. Perlakuan menunjukkan hasil paling baik yaitu perendaman benih lamtoro menggunakan ekstrak bawang merah dengan persentase daya kecambah 52,50%, panjang hipokotil 6,55 cm dan panjang radikula 7,50 cm.</p> Musdalipa M Budiman Nohong Rinduwati Copyright (c) 2023 Musdalipa M, Budiman Nohong, Rinduwati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-10-29 2023-10-29 17 2 81 92 Nilai Pakan Relatif Tiga Kultivar Rumput Gajah pada Umur Berbeda http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bnmt/article/view/32397 <p>Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh umur panen tiga kultivar rumput gajah terhadap nilai pakan relatif. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 3 dengan empat kali ulangan. Variabel yang diukur adalah kandungan PK, NDF, ADF, kecernaan bahan kering (KcBK), asupan bahan kering (ABK) dan nilai pakan relative (NPR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultivar Taiwan, King dan Mott menghsilkan: PK, NDF, ADF, KcBK, ABK dan NPR berturut-turut : PK (8,48%), (8,27%), (10,85%); NDF (76,67%), (75,41%), (59,73%); ADF (49,26%), (48,12%), (40,70%); KcBK (50,53%), (51,41%),(69,25%); ABK (1,57%), (1,59%), (2,01%) dan NPR (61,30), (63,41), (107,85). Umur panen 8MST dan 12MST menghasilkan PK, NDF, ADF, KcBK, ABK dan NPR berturut-turut: PK (11,35%),(7,06%); NDF (67,09%), (73,43%); ADF (43,32%),(46,73%); KcBK (55,15%),(52,50%); ABK (1,79%), (1,63%); dan NPR (76,47),(66,51). Dapat disimpulkan bahwa kualitas rumput gajah kultivar Taiwan dan King termasuk kelas 5 karena mempunyai nilai pakan relatif (NPR) &lt; 75, sedangkan kultivar Mott termasuk kelas 2 karena mempunyai nilai pakan relatif (NPR) berada pada kisaran 124 – 103, yaitu 107,85. Sedangkan umur panen 8MST termasuk kelas 4 karena mempunyai nilai nilai pakan relative (NPR) berada pada kisaran 86 – 75, yaitu 76,47 dan umur panen 12MST termasuk kelas 5, karena mempunyai nilai nilai pakan &lt; 75.</p> Budiman Nohong Nurjaya Copyright (c) 2023 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-10-31 2023-10-31 17 2 104 118 Respon Pertumbuhan Awal Indigofera zollingeriana Terhadap Cekaman Salinitas http://118754.2bdvi7ajx.asia/index.php/bnmt/article/view/32398 <p>Indigofera zollingeriana merupakan salah satu hijauan pakan yang memiliki toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat toleransi salinitas dengan beberapa taraf atau konsentrasi NaCl pada fase perkecambahan dan fase pembibitan tanaman Nila (Indigofera zollingeriana). Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri lima perlakuan, 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 satuan pengamatan. Perlakuan terdiri dari, P0 (kontrol), P1 (konsentrasi NaCl sebanyak 20 mM ; P2 (Konsentrasi NaCl sebanyak 40 mM), P3 (konsentrasi NaCl sebanyak 60 mM; dan P4 (Konsentrasi NaCl sebanyak 80 mM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P&lt;0.05) terhadap terhadap persentase perkecambahan, tapi pengaruh tidak nyata terhadap panjang kotiledon, tinggi tanaman dan jumlah daun. Bibit Indigofera yang diberi cekaman NaCl memberikan efek cekaman salinitas pada pertumbuhan Indigofera zollingeriana.</p> Marhamah Nadir Munadiyah Rinduwati Copyright (c) 2023 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-10-31 2023-10-31 17 2 119 135